Realisasi penyaluran kredit bank umum kelompok usaha III atau BUKU
III sepanjang tahun lalu melambat seiring dengan buruknya kinerja sektor
komoditas yang berdampak terhadap penyaluran kredit korporasi. Kepala Departemen Pengembangan, Pengawasan dan Manajemen
Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memaparkan, realisasi penyaluran
kredit BUKU III pada tahun lalu tumbuh sebesar 2,49%.
Dibandingkan
dengan perbankan kategori lainnya, BUKU III mencatatkan pertumbuhan
penyaluran kredit terendah, jauh di bawah realisasi peyaluran kredit
BUKU I sebesar 11,05%, BUKU II 7,7%, dan BUKU IV 12,51%. Adapun, Buku
III merupakan bank-bank dengan modal inti Rp5 Triliun sampai dengan
kurang dari Rp30 Triliun.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk.
Parwati Surjaudaja mengatakan, situasi ekonomi pada tahun lalu cukup
sulit. Pilihan di sektor korporasi masih terbatas, mengingat kredit di
sektor tersebut cukup buruk menyusul kejatuhan harga sejumlah komoditas
unggulan.
Namun demikian, lanjutnya, kondisi tersebut sudah
terlewati. Untuk tahun ini, pihaknya berharap banyak dari kontribusi
sektor usaha, kecil, dan menengah (UKM). “Sektor ini lebih potensial dan
risikonya lebih minim ketimbang korporasi,” katanya.
Dia berharap
pertumbuhan kredit perusahaan ke depan akan membaik. “Pertumbuhan loan
masih belum pick up di awal tahun ini. Semoga sebelum pertengahan tahun
ini sudah bisa meningkat lagi,” ungkapnya. Glen Glenardi,
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk., mengatakan bahwa banyak bank Buku
III yang mengalami perlambatan dalam merealisasikan kredit karena
mengandalkan penyaluran ke sektor korporasi yang terkait dengan batu
bara dan minyak.
Sementara
itu, meskipun terjadi peningkatan NPL pada sektor pertambangan dalam
setahun terakhir, sebagai konsekuensi dari tren melemahnya harga
komoditas, kontribusi NPL sektor perbankan tidak terlalu signifikan.
Sebelumnya,
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengaku optimistis
pertumbuhan pembiayaan industri perbankan tumbuh dua digit pada tahun
ini, di kisaran 12%. “Kami melihat yang mungkin nanti bisa kita
perkirakan, pertumbuhan kredit antara 9% - 12%,” ujarnya.
OJK juga merasa ruangan dan kapasitas perbankan akan membaik pada tahun ini. Pertumbuhan kredit yang menyasar ke double digit juga karena inisiatif dan respon pemerintah yang cepat untuk memperbaiki daya saing perekonomian.
0 comments:
Posting Komentar