Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah
Sumut M. Basir, menyebutkan seluruh umat Islam merasa terhina atas
kelakuan Ahok,yang membentak Ketua MUI di persidangan.
Karena itu, menurutnya tidak ada lagi alas an bagi hakim untuk tidak menahan Ahok. Basir, menyebutkan dihadapan Ahok, setiap umat Islam pastilah salah. Dan Ahok, merupakan manusia yang paling tidak punya etika sopan santun, tidak hormat kepada orang tua.
Gaya bahasanya cerminan rendahnya
akhlaknya. Perihal permintaan maaf Ahok, menurut Basir, tidak pernah
dilakukannya dengan tulus. Hal tersebut terbukti dari berulangnya
berbagai kesalahan yang kerap dilakukannya. Selain itu,dalam setiap
membuat pernyataan, ada embel-embel pembelaan diri dan demi tujuan
politik.
Sedangkan Ketua Badan Koordinasi (Badko)
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut Septian Fujiansyah Chaniago,
menilai pemerintah kembali mempertontonkan keberpihakannya terhadap
Ahok.
“Saat Aksi Bela Islam karena penistaan
agama oleh Ahok, Kapolri, Panglima TNI, Menteri dan Presiden sibuk
menyampaikan klarifikasi. Sekarang Ahok mengancam K.H. Maruf Amin
dipersidangan, kok malah Kapolda dan Pangdam,pula yang berkunjung ke
rumah K.H. Maruf Amin,” katanya.
Hal aneh lainnya ialah kehadiran Menteri
Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang berkunjung ke rumah
K.H. Maruf Amin,pasca persidangan. ‘’Apa urusannya Menteri Koordinator
Kemaritiman dengan sikap Ahok yang mengancam K.H. Maruf Amin ? Kenapa
dia yang datang ? Inikan aneh,’’ sebut Septian.
Dia menilai, kunjungan-kunjungan
tersebut merupakan bukti yang nyata bahwa keberpihakan pemerintah
terhadap Ahok, sangat kuat. “Pemerintah baiknya tidak mempertaruhkan
keutuhan, kedamaian, dan keamanan nasional hanya demi seorang Ahok. Sebab
keberpihakan tersebut selalu dimanfaatkan Ahok, untuk menghina ulama
dan merendahkan Islam,”katanya.
0 comments:
Posting Komentar